Mapag Sri di Indramayu
Mapag Sri adalah
salah satu adat atau budaya masyarakat Indonesia khususnya Jawa dan Sunda. Mapag Sri apabila ditilik dari bahasa jawa halus mengandung arti menjemput padi. Dalam bahasa Jawa halus, mapag berarti menjemput, sedangkan sri
dimaksudkan sebagai padi. Maksud dari menjemput padi adalah panen. Upacara ini merupakan tradisi yang
selalu dilakukan oleh masyarakat tertentu yang bermata pencaharian sebagai
petani.
· Maksud dan Tujuan Upacara Mapag Sri
Mapag sri dilaksanakan untuk menyambut datangnya
panen raya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang Mahaesa.
Upacara mapag sri digelar sebagai ungkapan rasa syukur untuk menyambut panen raya. Melalui ritual
ini, petani mengungkapkan kebahagiaan dan syukurnya karena panen raya yang
diharapkan telah tiba dengan hasil yang memuaskan.
· Waktu Pelaksanaan
Upacara Mapag Sri
Mapag sri dilaksanakan menjelang panen raya,
biasanya dalam dalam satu tahun dua kali. Mapag Sri dilaksanakan menjelang musim panen. Meskipun panen ini
berlangsung setiap tahun, Mapag Sri tidak selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan upacara ini tidak bisa selalu
dilaksanakan seperti faktor keamanan, dan faktor buruknya hasil panen sehingga
upacara ini tidak dapat dilaksanakan.
· Teknis Penyelenggaraan Upacara Mapag Sri
Sebelum melaksanakan
upacara, kepala desa mengadakan musyawarah atau rempugan dengan sesepuh
desa atau pemuka masyarakat. Maksud rempugan tersebut untuk
menentukan hari dan dana yang diperlukan untuk upacara. Usai musyawarah, para
pamong desa melakukan pengecekan ke sawah-sawah.
Bila benar padi telah menguning, segera mengadakan pungutan dana secara gotong-royong.Besarnya pungutan bergantung kemampuan masyarakat.
· Tempat Penyelenggaraan Upacara Mapag Sri
Upacara Mapag Sri dilaksanakan di desa-desa yang memiliki areal pesawahan. Di setiap desa yang memiliki areal sawah, upacara Mapag Sri dilaksanakan di sawah demplot. Sawah demplot adalah sawah percontohan yang dimiliki oleh siapa saja atau perorangan akan tetapi digarap bersama. Seandainya di suatu desa tidak ada demplot, maka upacara Mapag Sri dilaksanakan di sawah yang letaknya strategis. Strategis artinya lokasinya berada di pinggir jalan dan pematangnya luas. Selain itu, hasil sawahnya baik.
Upacara Mapag Sri dilaksanakan di desa-desa yang memiliki areal pesawahan. Di setiap desa yang memiliki areal sawah, upacara Mapag Sri dilaksanakan di sawah demplot. Sawah demplot adalah sawah percontohan yang dimiliki oleh siapa saja atau perorangan akan tetapi digarap bersama. Seandainya di suatu desa tidak ada demplot, maka upacara Mapag Sri dilaksanakan di sawah yang letaknya strategis. Strategis artinya lokasinya berada di pinggir jalan dan pematangnya luas. Selain itu, hasil sawahnya baik.
· Jalannya Upacara Mapag Sri
Upacara Mapag Sri berlangsung setengah hari dari pagi hingga siang hari. Urutan prosesinya sebagai berikut:
- Pukul 08.00 seluruh petani berkumpul. Acara dibuka oleh pembawa acara dan dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh panitia dan pejabat yang berwenang.
- Prosesi intinya adalah: sesajen dibawa ke tempat padi yang iikat lalu disimpan di sekitar padi tersebut. Kemudian padi di doai oleh punduh. Padi tersebut kelah dijadikan bibit.
- Pemotongan padi, pertama dilakukan oleh punduh, dilanjutkan pejabat-pejabat terkait.
- Selanjutnya padi digendong, padi ini sebagai padi yang dikeramatkan lalu dibawa ke meja khusus.
- Doa bersama lalu ditutup dengan makan bersama.
- Pertunjukan wayang kulit dengan ceritera Pandawa Nyawah.
- Esok harinya para petani memanen di sawah masing-masing.
Upacara Mapag Sri berlangsung setengah hari dari pagi hingga siang hari. Urutan prosesinya sebagai berikut:
- Pukul 08.00 seluruh petani berkumpul. Acara dibuka oleh pembawa acara dan dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh panitia dan pejabat yang berwenang.
- Prosesi intinya adalah: sesajen dibawa ke tempat padi yang iikat lalu disimpan di sekitar padi tersebut. Kemudian padi di doai oleh punduh. Padi tersebut kelah dijadikan bibit.
- Pemotongan padi, pertama dilakukan oleh punduh, dilanjutkan pejabat-pejabat terkait.
- Selanjutnya padi digendong, padi ini sebagai padi yang dikeramatkan lalu dibawa ke meja khusus.
- Doa bersama lalu ditutup dengan makan bersama.
- Pertunjukan wayang kulit dengan ceritera Pandawa Nyawah.
- Esok harinya para petani memanen di sawah masing-masing.
Kalau
melihat dari urut-urutan upacara dalam lingkaran pertanian, upacara awal adalah
upacara Sedekah Bumi,
kemudian upacara baritan, dan terakhir upacara Mapag Sri. Panitia untuk
upacara Mapag Sri biasanya dibentuk pada saat pembubaran panitian upacara
Baritan. Bisa juga panitian Upacara Baritan dikukuhkan kembali untuk menjadi
panitian upacara Mapag Sri.
· Asal Usul
Mapag Sri apabila ditilik dari bahasa jawa halus mengandung arti menjemput padi. Dalam bahasa Jawa halus, mapag berarti menjemput, sedangkan sri
dimaksudkan sebagai padi. Maksud dari menjemput padi adalah panen.
Upacara mapag sri. Intinya mengisahkan asal-usul perabot yang
berkaitan dengan pertanian dan perabot rumah tangga. Berikut adalah kisahnya.
Di negeri Amarta, Raja Darma Kusumah dan adik-adiknya, sedang menerima tamu
dari negara Dwarawati, Prabu Krena, yang juga dihadiri oleh para pawongan,
Semar dan anak-anaknya. Mereka sedang membicarakan untuk mengganti makanan yang
selama ini dimakan rakyatnya, yakni kentang kumeli gundem jumawut. Makanan yang
diusulkan sebagai penggantinya adalah Sri Pohaci. Ketika Prabu Kresna bertanya
kepada Arjuna yang pernah bertemu dengan Sri Pohaci, bahwa Sri Pohaci tidak
perlu disuruh datang, sebab nanti pun pada waktunya ia akan datang sendiri ke
Pulau Jawa. Sri Pohaci mau datang ke Pulau Jawa asal seluruh kemauannya
terpenuhi. Sri Pohaci meminta kepada Arjuna untuk mengadakan beberapa hal
sebagai berikut: Pertama, Arjuna harus menyediakan Bale Kancana Saka Domas yang
ada di Gunung Timpuru. Kedua harus menyediakan sepasang Lembu Kenya. Ketiga,
harus menyediakan Gajah Dama Putih yang dikepala terdapat totopong (hiasan
kepala) yang dihiasi emas dan inten berlian. Keempat, harus menyediakan Gamelan
Silokananta yang dibuat manusia akan tetapi tidak berhak untuk menabuhnya.
Kelima, harus menyediakan layangan yang terbuat dari emas. Ketika permintaan
ini terpenuhi, Sri Pohaci berjanji bahwa ia akan datang ke Pulau Jawa pada bulan
Anggara Kasih pada somah tanggal 12. Setelah mendengar keterangan dari Arjuna,
Prabu Kresna lalu memanggil Rd. Gatotkaca dan Rd. Antareja, gatotkaca disuruh
untuk mengambil Bale Kancana Saka Domas sedangkan Antareja disuruh untuk
mencari sepasang Lembu Kenya. Sementara itu, Rd. Bima disuruh ke Pulau
Nusakambangan untuk mengambil Gajah Dana Putih yang kepalanya dihiasi emas dan
inten, berlian. Mereka kemudian bergegas menuruti perintah Prabu Kresna.
Gatotkaca pergi menuju gunung Timpuru, dan di tengah perjalanan ia dihadang
denawa buta bernama Detia Kala Werka. Gatotkaca dilarang masuk ke gunung
tersebut, apalagi jika akan mengambil Bale kencana. Gatotkaca memaksa dan
terjadilah peperangan. Detia Kala Werka dapat dikalahkan, namun jasadnya
menghilang dan menjadi Ilir Talaga Ngembeng, atau hihid (kipas). Gatotkaca
akhirnya masuk ke gunung Timpuru dan ia bertemu dengan seorang Pandina bernama
Begawan Besa Warna yang tengah menunggui Bale Kencana. Begawan Besa Warna
menceritakan bahwa, ia hanya sekedar menunggui bale tersebut atas tugas dari
Batara Guru dan jika ada orang Pendawa yang membutuhkan bale ini maka bale
tersebut harus diberikan. Bale akhirnya diberikan kepada Gatotkaca dan
dibawanya terbang. Ketika ia mau sampai ke alun-alun keraton Pandawa, ia merasa
pundaknya pegal dan bermaksud untuk mengalihkan pikulannya ke pundak yang
sebelah. Akan tetapi, bale tersebut terlepas dan hilang dan berubah wujud
menjadi Saung Sangar. Dikatakan bahwa, Saung Sangar itu berada di Pamijahan
yang konon sering diziarahi para petani manakala mereka akan menanam padi. Oleh
sebab itu, para petani yang datang ke tempat itu biasanya diberi bibit padi
hitam. Antareja yang diutus untuk mengambil sepasang Lembu Kenya, pergi menuju
negara Trajutisna. Lembu Kenya adalah kepunyaan Prabu Bomantara di kerajaan
Trajutisna yang juga sama-sama dititipi oleh Betara Guru. Seperti juga Bale
Kencana, Lembu Kenya harus diberikan jika orang Pandawa membutuhkannya.
Akhirnya Lembu Kenya dibawa Antareja. Lembu Kenya diperlukan untuk menggarap
sawah di negara Pandawa. Lembu artinya sapi dan Kenya artinya putih. Lembu
Kenya adalah sapi putih. Menggarap sawah dengan cara diwuluku (dibajak) yang
ditarik oleh dua ekor sapi. Bima yang disuruh mencari Gajah Dana Putih pergi ke
Nusakambangan. Ia harus menyeberangi lautan. Ketika sampai di tengah lautan,
kakinya digigit Buaya Putih. Buaya ditendang sampai terpental ke daratan, namun
bangkainya menghilang dan berubah menjadi lesung. Dua anak buaya juga menggigit
kaki Bima, keduanya ditendang juga terpental sampai ke daratan. Bangkai
keduanya juga menghilang dan menjadi dua buah alu. Bima akhirnya sampai ke
Pulau Nusakambangan dan kedatangannya diketahui Gajah Dana Putih. Ia diserang
gajah tersebut dan terjadilah pergulatan di antara keduanya. Bima mempunyai kesaktian
di kukunya yakni Kuku Pancanaka, gajah pun ditusuknya. Gajah kalah, namun
seperti juga buaya, bangkainya menghilang dan menjadi berbagai macam perabot
dapur. Hiasan kepalanya menjadi aseupan, perutnya menjadi seeng, telinganya
menjadi nyiru, dan sebagainya. Syarat yang keempat yakni harus mengadakan
Gamelan Silokananta. Yang dimaksud adalah sondari yang seruas bambu yang
dilubangi. Sondari ketika tertiup angin biasanya berbunyi ngiung, ngiung.
Itulah yang dimaksud Gamelan Silokananta yang dibuat manusia namun yang
menabuhnya bukan manusia, melainkan angin. Sedangkan syarat yang kelima harus
mengadakan goong sakati, yang dimaksud adalah kitiran atau kolecer yang harus
dibuat dari kayu waru atau jati. Setelah segala macam syarat terpenuhi dengan
segala macam peristiwanya, negeri Amarta tidak kekurangan pangan. Rakyat yang
tadinya makan kentang kumeli gundem jumawut, diganti dengan beras, dan tidak
khawatir akan mati kelaparan. Negara Amarta pun menjadi aman tenteram. Tentang
kedatangan Sri Pohaci yang disebutkan pada bulan anggara kasih pada somah
tanggal 12, maksudnya adalah, bahwa hari itu ada hitungannya dan ada jodohnya.
Hari Senin jodohnya Kamis; hari Selasa jodohnya Sabtu; hari Rabu jodohnya
Minggu; hari Jum‘at jodohnya Jum‘at. Arti dari tanggal 12, tiada lain, bahwa
hitungan jodohnya hari itu berjumlah 12. Selasa naktu 4 – Kemis naktu 8; Selasa
naktu 3 – Sabtu naktu 9; Rabu naktu 7 – Minggu naktu 5; Jumat naktu 6 – Jum‘at
naktu 6. Demikian jodoh tiap-tiap hari yang jumlah hitungannya 12
· Keunikan
Upacara Mapag Sri merupakan ritual lokal yang unik. Keunikan
yang akan Anda dapati adalah bahwa upacara ini menjunjung tinggi aturan agama
Islam, tetapi percampuran adat tradisi Sunda kuno masih sangat kental terasa di
setiap bagiannya.
· Nilai Budaya Dalam Upacara
Mapag Sri
Upacara
Mapag Sri terkandung nilai-nilai kearifan yang bermanfaat bagi kelangsungan
hidup manusia diantaranya memelihara tradisi bertani yang telah diwariskan
secara turun-temurun oleh masyarakat pendahulunya, pernyataan
rasa syukur atas keberhasilan pertanian yang diperoleh, sebagai upaya
memelihara hubungan serta mendekatkan diri kepada Allah Swt. Selain itu,
nilai-nilai kearifan tidak hanya bermanfaat bagi para petani, juga bermanfaat
bagi masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, untuk melestarikan nilai-nilai
kearifan, maka upacara tradisional sebagai media sosialisasi nilai-nilai patut
dipertahankan keberadaannya.
Sumber :
http://uun-halimah.blogspot.com/2007/11/upacara-mapag-sri-indramayu.html#.UlZea9LryGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar