Banyak
pengusaha yang sukses walaupun kuliahnya tidak lulus, sebut saja seperti MarkZuckenberg, Bill gates, Steve Jobs, dll. Di Indonesia pun
banyak pengusaha yang sukses walaupun tak lulus kuliah. Salah satunya adalah Hendi Setiono. Hendi Setiono merupakan brand owner dari Kebab Turki Baba Rafi. Kini, omsetnya mencapai 1 milyar per bulan
dan Kebab Turki Baba Rafi telah
tersebar ke seluruh Indonesia bahkan ke luar negeri.
Ide bisnis bisa timbul kapan saja dan dimana saja.
Hendy Setiono misalnya, menemukan ide bisnis setelah dirinya mencoba makanan
khas Timur Tengah, kebab. Pada Mei 2003, ia mengunjungi sang Ayah yang kerja di
perusahaan minyak di Qatar. Disana, ia banyak menemui kedai Kebab yang sangat
ramai diserbu pembeli. Karena penasaran, akhirnya iapun mencoba untuk
membelinya, “Ternyata rasanya sangat enak, saya tak menduga sebelumnya,” ungkap
Hendy.
Sejak saat itu muncullah keinginannya untuk membuka
bisnis kebab di tanah air. Alasannya sederhana, selain rasanya enak, makanan
kebab belum banyak dijumpai di Indonesia. Padahal banyak orang Indonesia yang
keturunan Arab, atau banyak orang Indonesia yang naik haji dan pernah mencicipi
disana. Mungkin dengan mencicipi kebab dari outlet Hendy, mereka bisa
bernostalgia saat mereka haji atau umroh.
Hendy kemudian bereksperimen dan mengambil
kesimpulan bahwa kebab asal Turki adalah yang paling enak. Sehingga ia
menggunakan “trade mark” Turki untuk menarik calon pelanggan, yaitu “Kebab Turki Baba Rafi”.
Biografi Singkat Hendy
Setiono
Hendy Setiono adalah seorang pengusaha asal Indonesia dan terkenal sebagai pendiri sekaligus
menjabat hingga saat ini sebagai Presiden Direktur Kebab Turki Baba Rafi, yang memayungi
wiralaba kuliner Kebab Turki Baba Rafi, Piramizza, dan Ayam Bakar Mas
Mono. Hendy Setyono adalah pemilik bisnis kuliner kebab Baba Rafi.
Memulai usaha dengan ide yang tidak sengaja melintas dalam pikirannya nyatanya
mampu menghantarkan Hendy menuju puncak kesuksesan. Awal perkenalannya dengan
kebab terjadi pada tahun 2003 ketika Hendy mencicipi masakan Timur Tengah.
Mencicipi keaslian masakan kebab kedai yang tersedia Qatar. Kepergiannya ke
Qatar bukan dilakukan dengan sengaja untuk mencari ide bisnis, Ia hanya
melakukan kunjungan kepada ayahnya yang bekerja diperusahaan minyak.
Sejak perkenalan
pertamanya dengan kebab, pria kelahiran Surabaya 30 Maret 1983 ini memiliki
keinginan untuk mengenalkan kebab di Indonesia. Alasan Hendy membuka bisnis
kuliner berupa kebab karena rasanya yang enak dan juga pesaing yang masih
sedikit. Selain itu peluang dari masyarakat Indonesia yang berketurunan Arab
maupun orang Indonesia yang pernah mencicipi kebab ketika beribadah haji.
Hendy kemudian
melakukan berbagai eksperimen, dan menyimpulkan bahwa kebab khas Turki
merupakan yang paling enak dan paling cocok dengan cita rasa Indonesia. Hendy
kemudian mengusung trade mark berupa “Kebab Turki Baba Rafi”. Setelah kembali
ke Indonesia, Hendy memulai rencana bisnisnya dengan penyusunan strategi
bisnis. Pria yang pernah menuntut ilmu di jurusan Teknik Informatika ITS selama
4 semester ini kemudian mencari rekan bisnis untuk menunjang usahanya. Hendy
kemudian bertemu dengan Hasa Baraja dan memulai berbagai persiapan untuk bisnis
kebabnya.
Hendy dan Hasan
melakukan beberapa perubahan pada kebab agar lebih cocok untuk dipasarkan,
yaitu dengan mengurangi aroma cengkeh dan lada yang sangat kuat serta
mengurangi ukuran porsi kebab yang terlalu besar. Untuk mendapatkan racikan
resep yang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia dibutuhkan waktu hingga
tiga bulan.
Bermodalkan 10 juta
rupiah, Hendy berhasil mengoperasikan gerobak kebab pertamanya pada September
2003. Kesulitan diawal usahanya juga telah dilalui Hendi, mulai dari uang yang
dibawa kabur karyawan, gonta-ganti karyawan hingga terpaksa harus berjualan
sendiri. Mengusung visi kualitas adalah segalanya, Baba Rafi membuat tim khusus
untuk quality control terhadap kualitas rasa disetiap outlet, kebersihan hingga
value produk. Penambahan line khusus pengaduan konsumen juga dipilih sebagai
strategi pemasaran.
Inovasi juga dipilih
untuk menjaga kualitas produknya. Pemasakan daging dengan diasap, menyediakan
berbagai varian rasa adalah cara Baba Rafi menarik hati konsumennya.
Keberhasilan Hendy ditunjukan dengan banyaknya mitra yang ingin bergabung,
hingga saat ini outlet Kebab Turki Baba Rafi telah mencapai angka 375 outlet
dengan omset sekitar 16 miliar tiap tahun.
Selain kebab, PT Baba
Rafi Indonesia juga memiliki usaha kuliner lainnya seperti 5 outlet Piramizza
di Surabaya dan Roti Maryam Aba-Aba sebanyak 45 outlet yang tersebar di Jawa
dan Bali. Lebih dari 10 penghargaan telah diraih Hendy karena kesuksesannya
menggerakkan bisnis kulinernya.Kepiawaian
Hendy dalam berbisnis telah diakui banyak kalangan. Pada tahun 2006, Majalah
Tempo mencatat nama Hendy sebagai 1 dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia.
Selain itu, secara internasional, Hendy juga dinobatkan sebagai Asia’s Best
Enterpreneur Under 25 oleh Majalah Business Week. Kemudian, pada
tahun 2007, Hendy mendapatkan gelar Terbaik I Wirausaha Muda Mandiri 2007 oleh
Bank Mandiri. Hendy memiliki moto LETAM yang berarti Lihat peluang yang ada,
Evaluasi peluang itu, Tirukan cara yang mungkin diadopsi, Amati caranya dan
lakukan, dan Modifikasi cara yang telah dipilih itu.
Biodata Hendy Setiono
Nama
Lengkap : Hendy Setiono
Profesi : Pendiri & Presiden Direktur Baba Rafi Enterprise
Agama : Islam
Tempat Lahir : Surabaya
Tanggal Lahir : Rabu, 30 Maret 1983
Profesi : Pendiri & Presiden Direktur Baba Rafi Enterprise
Agama : Islam
Tempat Lahir : Surabaya
Tanggal Lahir : Rabu, 30 Maret 1983
Pasangan :
Nilam Sari
Anak : Rafi Darmawan, Reva Audrey Zahifa, Ready Enterprise
Ayah : Ir. H. Bambang Sudiono
Ibu : Endah Setijowati
Zodiac : Aries
Warga Negara : Indonesia
Situs : hendysetiono.com
Anak : Rafi Darmawan, Reva Audrey Zahifa, Ready Enterprise
Ayah : Ir. H. Bambang Sudiono
Ibu : Endah Setijowati
Zodiac : Aries
Warga Negara : Indonesia
Situs : hendysetiono.com
Pendidikan
·
Diploma Lanjutan
E-Commerce Komputer Informatika Sekolah Pendidikan Singapura (2003-2004)
·
Diploma E-Commerce
Sekolah Pendidikan Informatika Komputer Singapura (2002-2003)
·
Teknik Elektro
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Jawa Timur (2000-2002,
tidak tamat)
·
SMU Negeri 5
Surabaya, Jawa Timur (1997-2000)
·
SMP Vidatra
Bontang, Kalimantan Timur (1994-1997)
·
Twinbrook Maryland
Elementary School, Amerika Serikat (1992-1994)
·
SD YPVDP Bontang, Kalimantan
Timur (1989-1992)
Nama Usaha
PT Baba Rafi Indonesia
2008 – sekarang Pemilik Piramizza : Counter makanan
cepat saji dengan lima outlet di kota Surabaya
Investor Baba Rafi Palace : Rumah Penginapan dengan
18 ruangan yang berfungsi sebagai Homestay
Pemilik roti maryam Aba-Ab : Counter makanan cepat
saji ala Timur Tengah yang sudah memiliki lebih dari 45 outlet yang tersebar di
pulau Jawa dan Bali.
Penghargaan
Ia mendapatkan
banyak sekali penghargaan dalam skala nasional maupun internasional. Berikut
ini sederetan penghargaan yang diraih oleh ia selama menjalankan usahanya.
·
2005:
·
Pemenang 1
"Rencana Bisnis Pengusaha" di Petra Universitas Surabaya
·
Juara 1 dalam
"Membuat Uang Dengan Persaingan Tidak ada" di Makassar
·
2006:
·
"Asia's Best
Entrepreneur Under 25 Years" oleh majalah BusinessWeek
·
"10 People Of
The Year 2006" oleh Majalah Tempo
·
Pemenang
"Enterprise 50" - Pengusaha Hottest pada tahun 2006 oleh Majalah SWA
·
Pemenang
"Citra Pengusaha Berprestasi Indonesia Abad 21" oleh Profesi Indonesia
·
Pemenang
"Kecil dan Menengah Penghargaan Bisnis Pengusaha Indonesia" (ISMBEA
2006) oleh Kemenegkop dan UKM
·
2007:
·
Inspirator
"Suara Perubahan" oleh A Mild Live Soundrenaline 2007
·
Pemenang "Wirausaha
Muda Mandiri 2007" (Kategori Pasca Sarjana dan Alumni) oleh Bank Mandiri
·
Pemenang "Best
Achievement - Pengusaha Muda Penghargaan 2007" oleh Bisnis Indonesia
·
Pemenang
"Waralaba Terbaik 2007" - Kategori F&B Lokal oleh Malajalah
Pengusaha
·
Pemenang
"Manusia Berprestasi 2007" oleh Yayasan Citra Profesi Indonesia
·
Pemenang
"Penghargaan Pengusaha Indonesia Terbaik 2007" dengan Penghargaan
Profesional Indonesia (IPA).
·
Pemenang
"Indonesian Best Start Up Perusahaan 2007" oleh Yayasan Prestasi
Indonesia
·
"Pengusaha
Jawara 2007" oleh Kontan
·
2008:
·
Pemenang “Asia
Pasific Entrepreneurship Awards 2008” - Kategori Paling Menjanjikan oleh Enterprise
Asia dari Malaysia
·
Duta Indonesia
untuk “Forum Iklim Pemimpin Muda Asia” oleh British Council
·
Pemenang “Annual
Award of the Most Favorite Leadership 2008” oleh The Leadership Award 2008
·
“TOP 10 Indonesia
Franchisor of The Year 2008” oleh Info Franchise Magazine
·
2009:
·
Pemenang Ernst
& Young Entrepreneur of the Year – “Special Award Entrepreneurial Spirit
2009” oleh Ernst & Young
·
“Waralaba Terbaik
untuk Investasi 2009” oleh Majalah SWA
·
Pemenang 1
“Indonesia Young Franchise Entrepreneur Award” oleh majalah Info Franchise
·
Pemenang “TOP 30
Best ASEAN Franchise” oleh majalah Info Franchise
·
Pemenang “The Best
Marketing – Indonesia Franchisor Of The Year 2009” oleh majalah Info
Franchise
·
Pemenang “Asia
Pasific Entrepreneurship Awards 2009” - Outstanding Category oleh Enterprise
Asia dari Malaysia
·
2010:
·
Pemenang
"Anugerah Peduli Pendidikan di Perusahaan Categorized" oleh Kemdikbud
Indonesia
Awal
Kehidupan
Hendy Setiono lahir
di Surabaya pada 30 Maret 1983 dari
pasangan Ir. H. Bambang Sudiono dengan Endah Setijowati. Masa kecilnya ia
dihabiskan di Surabaya, kemudian pindah ke Bontang. Pendidikan SD-nya ia habiskan di Bontang dan tamat
di Amerika Serikat. Kemudian, pendidikan SMP-nya ia kembali ke Bontang.
Pendikan SMA-nya ia habiskan di Surabaya. Setamatnya dari SMA, ia kuliah di ITS
Surabaya, namun pada semester 4, ia keluar karena ia membuat bisnis kebab. Ia menikah muda dengan sang istri, Nilam Sari, serta dikaruniai tiga anak, yaitu Rafi Darmawan, Reva
Audrey Zahifa, dan Ready Enterprise.
Awal Usaha.
Mengawali sebuah
bisnis memang tak semudah membalik telapak tangan namun juga tak sesulit
membuat roket. Begitu tiba di tanah air, Hendy langsung menyususn strategi
bisnis. Ia mencari rekanan bisnis. Ia tidak ingin usahanya asal-asalan. Ia
kemudian bertemu dengan kawannya yang juga senang kuliner yaitu Hasan Baraja.
Mereka kemudian
sepakat untuk melakukan bisnis walau penuh trial and error. Mereka berdua
kemudian melakukan penjajakan bisnis, pangsa pasar dan berusaha memodifikasi
resep kebab yang familiar terhadap lidah orang Indonesia khususnya Surabaya
sebagai kota pertama hendy memulai bisnis.
Jika menggunakan
resep Kebab yang asli, aroma cengkeh dan ladanya sangat terasa dan ini tak
cocok dengan lidah Surabaya. Selain itu, ukuran porsi kebab yang asli juga
terlalu besar, tidak cocok dengan orang Indonesia yang kemungkinan kebab
hanya akan menjadi makanan camilan saja.
Akhirnya Hendy dan
Hasan berhasil memodifikasi resep an ukuran kebab yang pas untuk dipasarkan di
Surabaya. Kombinasi bahan yang digunakannya membuat lidah tergiur. Bayangkan,
daging panggang berbumbu, menyebarkan aroma yang membangkitkan selera,
ditambahi dengan irisan sayur segar, mayonaise, saos tomat dan sambal istimewa,
dengan penyajian menarik, digulung dalam lembaran tortila lembut.
Proses peracikan
resep yang pas butuh waktu tiga bulan. Dengan modal sekitar 10 juta, pada
September 2003, gerobak kebab pertamanya mulai beroperasi. Masa-masa awal
usahanya diakui Hendy sangatlah berat. Pernah uang dagangannya dibawa kabur
karyawan. Gonta-ganti karyawan juga sangat sering. Baru beberapa minggu
bekerja, karyawan sudah minta keluar. Bahkan Hendy dan istrinya, Nilam Sari,
pernah harus berjualan sendiri. Namun karena hari itu hujan, tak banyak orang
lalu lalang untuk jajan, “Uang hasil jualan hari itu digunakan membeli makan di
warung seafood saja tak cukup.” Ungkapnya.
Kehidupan Bisnis
Bisnis
yang ia geluti terinspirasi dari perjalanannnya ke negara Qatar,
tempat di mana ayahnya bekerja pada perusahaan minyak di sana. Ia menemui
banyak penjual kebab dan ia menuju penjual kebab yang sangat ramai
pengunjungnya. Setelah memakan kebab tersebut, ia terbesit pikiran untuk
membuka usaha kebab tersebut di Indonesia.
Pada
September 2003, gerobak jualan kebabnya beroperasi di Nginden Semolo, tak jauh
dari kampus dan rumahnya. Bersama Hasan Baraja, temannya, ia memodifikasikan
rasa dan ukuran kebabnya agar lebih cocok dengan orang Indonesia. Dengan modal
Rp4.000.000,- pinjaman dari adik perempuannya, ia berjualan kebab dengan
seorang karyawan.
Ingin
lebih penuh dalam menjalankan bisnis, ia harus berhenti kuliah pada semester 4.
Kedua orang tuanya tidak setuju jika anak sulungnya keluar dari bangku kuliah
untuk melakukan bisnis dan menganggap proyeknya hanya sebatas iseng. Namun, dalam hati ia
membuktikan kelak ia akan berhasil.
Pada
tahun 2005, usaha kebabnya sudah diwaralabakan dan pendirian PT. Baba Rafi
Indonesia sebagai pemegang merek dagang Kebab Turki Baba Rafi. Saat ini, gerai
miliknya sudah mencapai lebih dari 1000 di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Sumber :