Judul: The Perks of Being a Wallflower
Pengarang: Stephen Chbosky
Tebal: 231 halaman
Penerbit: Pockets Book
Cetakan: II / 2 Februari 2009
Pengarang: Stephen Chbosky
Tebal: 231 halaman
Penerbit: Pockets Book
Cetakan: II / 2 Februari 2009
Novel ini bercerita tentang seorang remaja berusia 15 tahun bernama
Charlie. Charlie adalah remaja yang pemalu. Charlie merasa sangat gugup pada
hari pertama sekolah di SMA baru yang ia masuki. Charlie termasuk remaja yang
cerdas namun mudah gugup, pemalu dan pasif. Penyebab Charlie menjadi remaja
yang pemalu, tidak mudah bergaul dan gugupan adalah karena kematian sahabatnya
Michael beberapa bulan menjelang ia bersekolah, ditambah tidak ada kepercayaan
dari dalam dirinya. Kepercayaan dirinya tidak ada dikarenakan ia merasa tidak
lebih hebat dari kakak-kakaknya dirumah, yaitu seorang atlete dan murid terbaik
dikelasnya.
Untuk mengatasi rasa gugupnya Charlie dalam kesehariannya ia menulis buku harian. Ia menuliskan semua yang terjadi pada hari tersebut. Karena Charlie adalah typical remaja yang tidak mudah mengungkapkan pendapatnya atau bisa di bilang pemalu dan tidak berani, maka pendapatnya yang tidak mungkin ia ungkapkan kepada orang lainpun secara tidak langsung ia tuangkan pada buku hariannya. Dengan bercerita kepada buku hariannya ia merasa hidupnya lebih lega.
Untuk mengatasi rasa gugupnya Charlie dalam kesehariannya ia menulis buku harian. Ia menuliskan semua yang terjadi pada hari tersebut. Karena Charlie adalah typical remaja yang tidak mudah mengungkapkan pendapatnya atau bisa di bilang pemalu dan tidak berani, maka pendapatnya yang tidak mungkin ia ungkapkan kepada orang lainpun secara tidak langsung ia tuangkan pada buku hariannya. Dengan bercerita kepada buku hariannya ia merasa hidupnya lebih lega.
Dikelas sastra lanjutan ia bertemu seoran guru bernama Bill
Anderson yang mengenali bakat menulis Charlie. Bill kemudian - dengan cara yang
sangat tidak biasa - mendorong Charlie untuk lebih membuka diri dan
"berpartisipasi" dengan lingkungannya.
Di kelasnya pun Charlie selalu sendiri dan tidak memiliki
teman sampai pada suatu hari Charlie berkenalan dengan senior di sekolahnya yaitu
Patrick dan Sam. Patrick dan Sam adalah kakak beradik beda ayah dan ibu.
Patrick dan Sam ramah kepada Charlie. Sifat Patrick yang amat sangat supel dan
Sam yang baik hati memudahkan Charlie berteman dengan mereka. Charlie mulai
belajar bergaul dengan orang lain, melalui mereka. Berkenalan dengan galaunya
cinta pertama, sakitnya patah hati, memahami deviasi seksual yang terjadi,
menghadapi bullying yang terjadi di lingkungan sekolah, mencoba rokok
dan ganja, bermimpi menjadi infinite, menyaksikan bahwa kakak-kakaknya
ternyata juga bisa galau dan berbuat salah, bertahan diantara family
drama di kedua sisi keluarganya, bahkan akhirnya, ia mampu menembus
pertahanan traumatis yang terjadi akibat sesuatu yang terjadi saat ia masih
kecil.
Pada akhirnya, Charlie dapat melihat semua kejadian yang
menimpa dirinya dalam perspektif yang jauh lebih jelas. Mungkin itulah maksud
dari judul novel ini. The perks of being a wallflower - keuntungan
menjadi seorang pengamat. Charlie jadi lebih mudah mengerti dan memahami
keadaan. Benar-benar mengerti.
Kelebihan :
Novel ini mengandung kutipan-kutipan atau note-note tentang
kegalauan remaja
Surat-surat dan kutipan merupakan kutipan yang cukup jujur,
sehingga pembaca dapat mengerti apa yang terjadi pada Charlie
Seperti ada ikatan perasaan antara novel dan pembaca
Mengetahui kegalauan remaja
Kutipan tidak membosankan
Mengetahui perkembangan psikologi seseorang
Charlie dan karakternya yang menyentuh hati
Kekurangan :
Ada beberapa kutipan dan surat yang terlalu panjang,
sehingga tidak didapatkan inti dengan mudah
Surat atau kutipan panjang kurang jelas dan membuat cerita
memiliki alur yang melompat-lompat
Suasana karakter novel yaitu Charlie
berubah-ubahReferensi :
http://buku.dibaca.in/2013/02/kilas-buku-perks-of-being-wallflower.html