Halaman

Selasa, 11 November 2014

IBD

1.                  Mengapa Manusia Dikatakan Sebagai Makhluk Berbudaya ?
Karena pada dasarnya manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa menggunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya. 
Dalam kehidupan bermasyarakat kebudayaan merupakan perangkat ampuh dalam sejarah manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan. Maka dari itu manusia disebut sebagai makhluk berbudaya, karena kebudayaan itu bergantung pada manusia itu sendiri, manusia menjadi tolak ukur kebudayaan dalam suatu Negara atau kelompok bermasyarakat. Pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari suatu bangsa. Karna berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan.

2.                  Budi dan Daya Secara Etimologi
Berbicara tentang kebudayaan maka akan timbul beragam pendapat mengenai pengertian istilahnya. Kebudayaan memang kerap kali tidak dapat terpisah jauh dari kehidupan umat manusia. Karena dari kebudayaanlah seorang masyarakat tersebut membentuk pola hidupnya. Secara etimologi kebudayaan berasal kata ‘budaya’ yang dalam bahasa Sansekerta’Bodhya’ yang berarti akal budi, sinonimnya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris Culture atau Cultuur dalam Bahasa Belanda. Kata Culture sendiri berasal dari bahasa Latin Colere (dengan akar kata “Calo” yang berarti mengerjakan tanah, mengolah tanah atau memelihara ladang dan memelihara hewan ternak. Mengacu dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan arti kebudayaan secara etimologi adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradab.

3.   Teori Kebutuhan Hidup Menurut Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi.
Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari piramida ini. Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah sebagai berikut (disusun dari yang paling rendah) :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi73eD7esrDzFA3XnxIKXY0PyeJCg0vcxPpDCZqgX_wF86NLM9B3g2Lm9T301BtMADegSEwA7nQFjJqngxFEhS3hvtTzwC0sOcBy0xd6KQzJmCFnyWpJVHEQsfe_GeZnYMlBxVyruTpGAM/s1600/tingkat.png

1.    Kebutuhan Fisiologis Contohnya adalah sandang atau pakaian, pangan atau makanan, papan atau rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2.    Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Contoh adalah bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan semacamnya.
3. Kebutuhan Sosial Contohnya adalah memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan Dalam kategori ini dibagi menjadi dua jenis. Eksternal dan Internal.
- Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
- Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat ini tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.

4.  Hubungan Budaya dengan Surat At-Tin Ayat 4
Dalam kehidupan ini setiap manusia baik dalam keluarga, organisasi, maupun dalam masyarakat pasti mempunyai budaya-budaya sendiri yang telah tertanam dalam diri mereka masing-masing dan berbeda menurut asal daerah mereka dibesarkan sebelumnya. Beraneka ragamnya ras manusia, perbedaan tempat, dan banyaknya perbedaan keyakinan pada manusia, mengakibatkan munculnya beraneka ragam kebudayaan yang dibawa oleh masing-masing manusia. Sebelum membahas tentang hubungan manusia dan kebudayaan alangkah baiknya jika tahu terlebih dahulu apa hakekat manusia dan kebudayaan sendiri bagi manusia.
Manusia pada hakekatnya mempunyai makna yaitu manusia dalam kehidupannya itu tidak akan pernah bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lain, hal atau kesadaran seperti inilah yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia agar pada setiap individu tidak seorang pun pada dirinya merasa “paling”, misalnya paling cantik,paling kaya, paling kuat, atau yang semisal itu. Semua manusia di dunia ini pada dasarnya sama mereka menginginkan kebaikan, kebagusan, keindahan pada diri mereka masing-masing. Tapi, perbedaan lingkungan, pergaulan, serta pendidikan semua itu membuat berbagai perbedaan mendasar pada pembentukan pribadi bagi setiap individu manusia. Dari berbagai macam definisi yang telah dikemukakan tersebut mempunyai maksud yang sama, yaitu berasal dari manusia, meliputi perilaku, dan hasil kelakukan, yang telah diatur oleh tata kelakuan dalam suatu masyarakat. Setelah mengetahui apa hakekat manusia diciptakan dan makna dari kebudayaan. Maka hubungan diantara keduanya dapat disimpulkan bahwa, pertama manusia dapat dikatakan sebagai mskhluk yang berbudaya. Hal itu dikerenakan manusia mempunyai 2 hal penting yaitu pikiran dan perasaan, yang keduanya itu saling mengimbangi dalam kehidupan suatu individu.
Kedua, manusia sebagai makhluk termulia, dibandingkan dengan makhluk tuhan yang lain. Karena manusia diberi dengan adanya pikiran dan perasaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat At-tin ayat 4-6:
“Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia itu dalam sebaik-baik ciptaan, kemudian akan Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya kecuali mereka orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan”. (At-tin; 4-6)
Kebudayaan yang terus berkembang seiring dengan berkembangnya zaman, yang sebelumnya diawali dari kebudayaan yang primitif hingga sekarang yang modern memiliki 2 fungsi yang bertentangan, yaitu budaya sebagai sarana kemajuan dan sebagai ancaman bagi manusia. Alasan yang mencakup keduanya yaitu dengan budaya, kehidupan suatu individu akan terdorong menjadi lebih modern misalnya seseorang yang gaptek, karena pengaruh kebudayaan dalam penyebaran informasi seseorang itu menjadi ahlinya dalam beberapa tahun atau bahkan beberapa bulan.
Budaya dapat dikatakan sebagai ancaman bagi manusia, Karena dengan berkembangnya suatu budaya dapat mengubah pola pergaulan suatu masyarakat khususnya para remajanya. Bahkan beberapa orang mengira bahwa semakin berkembang suatu budaya semakin banyak dosa yang dibuat, begitu juga sebaliknya budaya yang masih primitif budaya itu masih dianggap suci.
Maka dari itu, hubungan antara manusia dan kebudayaan sangat erat sekali, karena kebudayaan itu muncul dengan adanya suatu pengalaman dari manusia., dan perkembangan budaya harus disertai dengan etika agar ke depannya tidak mengarah ke hal-hal yang tidak diinginkan.

5. Tiga Wujud Kebudayaan
 Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak.
1.             Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2.   Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3.     Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.



DAFDAFTAR PUSTAKA
http://rumahsosiologiku.blogspot.com/2012/12/tiga-wujud-kebudayaan.html
http://zendiholikaafriani.blogspot.com/2012/10/manusia-dan-kebudayaan.html