1. Mengapa
Manusia Dikatakan Sebagai Makhluk Berbudaya ?
Karena pada dasarnya manusia disebut sebagai makhluk yang
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa menggunakan akal budinya
untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu
hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu
berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Dalam kehidupan bermasyarakat kebudayaan merupakan perangkat ampuh dalam
sejarah manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan. Maka dari itu manusia
disebut sebagai makhluk berbudaya, karena kebudayaan itu bergantung pada
manusia itu sendiri, manusia menjadi tolak ukur kebudayaan dalam suatu Negara
atau kelompok bermasyarakat. Pendidikan yang tinggi akan menghasilkan
kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari suatu bangsa.
Karna berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia
adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya,
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena
itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus
dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab
agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan
akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan.
2. Budi
dan Daya Secara Etimologi
Berbicara tentang kebudayaan maka akan timbul beragam pendapat
mengenai pengertian istilahnya. Kebudayaan memang kerap kali tidak dapat
terpisah jauh dari kehidupan umat manusia. Karena dari kebudayaanlah seorang
masyarakat tersebut membentuk pola hidupnya. Secara etimologi kebudayaan
berasal kata ‘budaya’ yang dalam bahasa Sansekerta’Bodhya’ yang berarti
akal budi, sinonimnya adalah kultur yang berasal dari bahasa
Inggris Culture atau Cultuur dalam Bahasa Belanda. Kata
Culture sendiri berasal dari bahasa Latin Colere (dengan akar kata
“Calo” yang berarti mengerjakan tanah, mengolah tanah atau memelihara ladang
dan memelihara hewan ternak. Mengacu dari pengertian tersebut maka dapat
disimpulkan arti kebudayaan secara etimologi adalah suatu hasil dari
budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang
secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradab.
3. Teori
Kebutuhan Hidup Menurut Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup
yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima
tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan
hidupnya, teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi.
Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan
muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang
pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius berusaha untuk
memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari
piramida ini. Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah sebagai
berikut (disusun dari yang paling rendah) :
1. Kebutuhan Fisiologis Contohnya
adalah sandang atau pakaian, pangan atau makanan, papan atau rumah, dan
kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain
sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan
Keselamatan Contoh adalah bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari
rasa sakit, bebas dari teror, dan semacamnya.
3. Kebutuhan Sosial Contohnya
adalah memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan
lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan Dalam
kategori ini dibagi menjadi dua jenis. Eksternal dan Internal.
- Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
- Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat ini tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya.
- Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
- Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat ini tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi
Diri
Kebutuhan
aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi
melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan
kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya
sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.
4. Hubungan Budaya dengan Surat At-Tin Ayat 4
Dalam kehidupan ini setiap manusia baik dalam keluarga, organisasi,
maupun dalam masyarakat pasti mempunyai budaya-budaya sendiri yang telah
tertanam dalam diri mereka masing-masing dan berbeda menurut asal daerah mereka
dibesarkan sebelumnya. Beraneka ragamnya ras manusia, perbedaan tempat, dan
banyaknya perbedaan keyakinan pada manusia, mengakibatkan munculnya beraneka
ragam kebudayaan yang dibawa oleh masing-masing manusia. Sebelum membahas
tentang hubungan manusia dan kebudayaan alangkah baiknya jika tahu terlebih
dahulu apa hakekat manusia dan kebudayaan sendiri bagi manusia.
Manusia pada hakekatnya mempunyai makna yaitu manusia dalam kehidupannya
itu tidak akan pernah bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lain, hal atau
kesadaran seperti inilah yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia agar pada
setiap individu tidak seorang pun pada dirinya merasa “paling”, misalnya paling
cantik,paling kaya, paling kuat, atau yang semisal itu. Semua manusia di dunia
ini pada dasarnya sama mereka menginginkan kebaikan, kebagusan, keindahan pada
diri mereka masing-masing. Tapi, perbedaan lingkungan, pergaulan, serta
pendidikan semua itu membuat berbagai perbedaan mendasar pada pembentukan
pribadi bagi setiap individu manusia. Dari berbagai macam definisi yang telah dikemukakan
tersebut mempunyai maksud yang sama, yaitu berasal dari manusia, meliputi
perilaku, dan hasil kelakukan, yang telah diatur oleh tata kelakuan dalam suatu
masyarakat. Setelah mengetahui apa hakekat manusia diciptakan dan makna dari
kebudayaan. Maka hubungan diantara keduanya dapat disimpulkan bahwa, pertama
manusia dapat dikatakan sebagai mskhluk yang berbudaya. Hal itu dikerenakan
manusia mempunyai 2 hal penting yaitu pikiran dan perasaan, yang keduanya itu
saling mengimbangi dalam kehidupan suatu individu.
Kedua, manusia sebagai makhluk termulia, dibandingkan dengan makhluk
tuhan yang lain. Karena manusia diberi dengan adanya pikiran dan perasaan. Hal
ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat At-tin ayat 4-6:
“Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia itu dalam sebaik-baik ciptaan,
kemudian akan Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya kecuali
mereka orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan”. (At-tin; 4-6)
Kebudayaan yang terus berkembang seiring dengan berkembangnya zaman, yang
sebelumnya diawali dari kebudayaan yang primitif hingga sekarang yang modern
memiliki 2 fungsi yang bertentangan, yaitu budaya sebagai sarana kemajuan dan
sebagai ancaman bagi manusia. Alasan yang mencakup keduanya yaitu dengan
budaya, kehidupan suatu individu akan terdorong menjadi lebih modern misalnya
seseorang yang gaptek, karena pengaruh kebudayaan dalam penyebaran informasi
seseorang itu menjadi ahlinya dalam beberapa tahun atau bahkan beberapa bulan.
Budaya dapat dikatakan sebagai ancaman bagi manusia, Karena dengan
berkembangnya suatu budaya dapat mengubah pola pergaulan suatu masyarakat
khususnya para remajanya. Bahkan beberapa orang mengira bahwa semakin
berkembang suatu budaya semakin banyak dosa yang dibuat, begitu juga sebaliknya
budaya yang masih primitif budaya itu masih dianggap suci.
Maka dari itu, hubungan antara manusia dan kebudayaan sangat erat sekali, karena kebudayaan itu muncul dengan adanya suatu pengalaman dari manusia., dan perkembangan budaya harus disertai dengan etika agar ke depannya tidak mengarah ke hal-hal yang tidak diinginkan.
Maka dari itu, hubungan antara manusia dan kebudayaan sangat erat sekali, karena kebudayaan itu muncul dengan adanya suatu pengalaman dari manusia., dan perkembangan budaya harus disertai dengan etika agar ke depannya tidak mengarah ke hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Tiga Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,
yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil
karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem
sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut
pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret,
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak
(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari
wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan
memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
DAFDAFTAR PUSTAKA
http://rumahsosiologiku.blogspot.com/2012/12/tiga-wujud-kebudayaan.html
http://zendiholikaafriani.blogspot.com/2012/10/manusia-dan-kebudayaan.html