Halaman

Kamis, 06 Agustus 2015

sI moody

Aku menyukai warna biru. Warna yang begitu tenang dan damai. Aku berharap aku dapat mejadi pribadi yang tenang. Aku menyukai langit dan angin. Tidak ada seindah warna langit dan awan-awan yang bergerak perlahan seolah mendekatiku. Aku suka memandangi mereka, sambil memikirkan sesuatu. Ya! Aku mendapatkan sepercik tinta (lagi) diatas kertasku. Begitu berbeda, tidak pernah aku jumpai. Panggil saja si moody yang periang.
Bukan pertama kali bergaul dengan orang bertipe ekstrovert. Beberapa dari mereka pun begitu.
Dia Lulusan salah satu universitas negeri di Semarang, lulusan sastra inggris, tidak dipungkiri dia pandai bergaul dan memiliki banyak teman. Salah satu kelebihan yang dia punya.
Aku menyukai matanya dan alis lengkuknya. Dia begitu hangat, mengalahkan matahari dan kopi hitam untukku. Aku membencinya ketika ia membicarakan seseorang. Mungkin hanya sifat dasar seorang wanita. Golongan darahnya bertipe B, mungkin ini yang membuat dia menjadi seseorang yang moodyan. Karena golongan bertipe B rata-rata memang begitu.
Aku selalu melihat wajah murungnya yang tiba-tiba muncul begitu saja ketika aku salah membualkan kata-kata.
Aku melihat sesuatu yang begitu dalam, scratched. Namun, aku tidak tau itu apa.
Dia tipe EXFP menurutku. Dari beberapa tutur kata dan perilakunya menunjukan begitu.
Wanita yang sangat terlihat murung ketika pertama kali aku melihatnya, sekarang itu mulai memudar hilang, mungkin karena aku telah terbiasa dengan wajahnya.
Aku melihat wajah yang begitu bosan ketika melihatku.
Aku melihat sesosok pria didalam jiwanya. Rasanya aneh ketika berada disampingnya. Merasa begitu menjadi perempuan ketika berada didekatnya, mungkin karena boyish dia yang lebih dari aku.
Aku melihat jendela dunia yang berbeda. Mulai dari keluarganya yang hangat maupun dia sendiri.
Mungkin tidak pernah terlintas besitan senyum yang begitu tulus dari wajahku. Tapi dari dalam lubuk hatiku, aku begitu bahagia ketika berada didekatnya. Aku selalu tidak bisa bicara terhadap orang yang aku cintai.
Sentuhan tangan, dan jari jemarinya akan selalu aku ingat, begitu panas, tidak pernah aku rasakan sebelumnya.
Aku begitu random, aneh, beberapa orang bingung dengan sifat dan kepribadianku, Namun menurutku itu wajar, karena aku dalam fase yang bisa disebut coming-of-age.
Random dan eksplorasiku memang terkadang dapat menyakiti orang lain. Jadi aku memutuskan untuk meninggalkannya.
Begitu berat...
Seolah tidak bisa bernafas...
Aku menyayanginya...
Tapi aku harus melakukannya
Aku terlalu jahat untuknya, aku tidak akan bilang dia terlalu baik untukku.
Tidak ada rasa penyesalan
Mungkin Karena dia tidak pernah melukaiku
Hanya ada besitan kata
"Aku bodoh"
Setiap tetesan air mata yang jatuh dari mata indahnya, begitu melukaiku.
Aku berharap aku adalah orang terakhir yang menyakitimu. Aku berharap kau akan mendapatkan sesuatu yang sangat indah dan bahagia yang tiada tertahan.
Aku berharap kau bisa menjadi seseorang yang mencintai dirimu, melebihi kecintaanmu terhadap orang lain. Be bright to everyone! Chill anyone and keep be kind!
Maafkan aku meninggalkanmu dengan beribu alasan yang tidak dapat aku ceritakan.